Maria Cecilia Rahardja 28 years old 4th Informant |
Disaat semua
orang mungkin berpikiran bahwa menjadi Ibu Rumah Tangga tidaklah mudah, Maria
Cecilia Rahardja justru sangat merasa enjoy dengan peran yang sudah
dijalankannya selama 3 tahun itu. Wanita berusia 28 tahun ini mengaku bahwa
sejak menikah, terutama sejak memiliki kedua anak, perhatiannya tercurah
sepenuhnya kepada keluarga. “Paling punya waktu senggang banyak itu kalau
Weekend, kalau Weekdays gak terlalu banyak ya.. itupun kalau weekend kebanyakan
ngajak anak-anak main.” Ujar Lia, panggilan akrab dari Cecilia. Kedua anaknya
yang masih berusia dua tahun dan satu tahun ini memang menjadi focus utama Lia
sekarang ini, terlebih karena masa balita adalah masa paling rawan untuk
pembentukan karakter putra-putrinya. Menyadari hal ini, Lia menghabiskan banyak
waktu luangnya juga untuk kepentingan anak-anaknya.
Namun, apakah
seorang ibu tidak dapat bersenang-senang? “Sebenernya aku pergi sama keluarga
nginep di Bandung atau luar Jakarta lainnya gitu juga udah seneng.” Ujar Lia
terkekeh, “Tapi Bandung itu favorit sih, karena keluarga aku suka kuliner dan
di Bandung banyak kuliner yang enak-enak, dan factory outlet sih kalau buat
aku.” Sambungnya. Lia yang masih terbilang sebagai Ibu muda ini memang mengaku
menyukai Shopping dan perawatan diri. Ia sering menyempatkan dirinya di
sela-sela waktu luangnya untuk sekadar pergi ke salon untuk creambath atau
meni-pedi. Meskipun ia juga menyadari bahwa anak-anaknya yang belum dapat
ditinggal terlalu lama mewajibkannya untuk mencari salon yang terdekat dari
rumahnya yang berdomisi di Jakarta Utara ini.
Lia sendiri
kebanyakan memilih untuk melakukan aktivitas di mall pada akhir pekan,
alasannya tidak jauh-jauh dari kedua buah hatinya. “Habis kalau di kafe-kafe
luar mall gitu susah kalau bawa anak, suasananya gak cocok. Palingan kalau lagi
berdua suami aja, tapi itu juga jarang sekarang soalnya kalau ninggalin anak
yang masih kecil-kecil gitu gak tenang.” Ceritanya. Dari social media, ia
banyak mengetahui tentang kafe-kafe dan tempat-tempat happening di Jakarta,
tetapi menyadari belum semua kafe menyediakan sarana untuk anak-anak balita,
Lia kerap kali mengurungkan niatnya untuk mencoba. Untuk pemilihan mall, Lia
mengaku prefer pada mall dengan banyak fasilitas bermain anak-anak, karena
dengan berbekal Babysitter, Lia dan suami dapat melakukan aktivitas-aktivitas
lainnya tanpa perlu khawatir akan anak-anaknya.
Lia yang
menyukai tempat-tempat dingin seperti Puncak dan Bandung ini memilih Mall
Kelapa Gading dan Central Park sebagai mall favoritnya, alasannya karena selain
luas dan banyak yang dapat di lakukan disana, ia, suami, dan anak-anaknya juga
dapat memperoleh kesenangan masing-masing di satu lokasi yang sama. Lia
berpendapat bahwa di luar mall juga sebenarnya banyak tempat-tempat penitipan
anak yang dapat digunakan saat ia ingin melakuka kegiatan lainnya seperti ke
salon atau berbelanja, namun dengan banyaknya kasus kriminalitas yang terjadi
di Jakarta terutama terhadap anak-anak kecil, Lia sendiri belum pernah dan
tidak berani menggunakan jasa penitipan anak tersebut.
Kawasan Jakarta
yang banyak menyediakan tempat-tempat bermain seperti Dufan dan Jungleland juga
menarik perhatian Lia. Ia beberapa kali mencoba bermain ke Jungleland meskipun
tempat tersebut dinilainya kurang kondusif untuk balita. “Tempatnya panas, gak
banyak pohon. Buat balita susah banget juga, gak banyak permainan yang sesuai
sama umur mereka.” Komentar Lia tentang Jungleland. Sementara Dufan dinilainya
belum sesuai untuk usia anak-anaknya, meskipun mungkin dari sisi permainan,
Dufan lebih unggul dari Jungleland. “Palingan kalau gak mall, biasanya kita
main di kolam renang, soalnya anak-anak suka main air.” Tambahnya. Lokasi kolam
renang yang dekat dan aman juga menjadi bahan pemikiran saat memilih tujuan
berakhir pekan bersama keluarganya, terlebih karena persiapan untuk berenang
dan setelah berenang akan memakan waktu yang relatif lebih panjang daripada
waktu berenangnya sendiri. Lia berpendapat bahwa ia cukup puas dengan
kolam-kolam renang yang ada di Jakarta, karena sejauh ini belum ada masalah
apa-apa saat ia dan keluarganya pergi untuk berenang.
Terkadang, mall
juga diakui Lia membosankan. Ia juga seringkali merasa membutuhkan suasana lain
yang berbeda, namun karena keterbatasan perannya sebagai ibu rumah tangga hal
itu belum dapat terwujud. “Kalau di Jakarta ada tempat main anak yang
terpercaya yang sekaligus didalemnya ada salon buat ibu-ibu perawatan pasti aku
bakal seneng banget.” Kata Lia, “Dan akan lebih seneng lagi kalau komplit
sekalian sama tempat buat bapak-bapaknya nunggu kaya bookstore atau coffee
shop, jadi one entertainment stop dimana satu keluarga bisa ngabisin waktu di
satu tempat tanpa perlu ke mall.”
Tempat parkir yang
sulit dicari di akui Lia bukan suatu halangan baginya meskipun itu termasuk hal
yang negatif dari mall, karena Lia sendiri biasanya menggunakan jasa Valet
Parking untuk parkir mall. Namun melihat jasa Valet yang sekarang semakin
mahal, bahkan mencapai Rp 100.000 untuk mall-mall tertentu, Lia menyadari bahwa
ini menjadi salah satu faktor pendukung ia menginginkan hiburan lain di luar
mall yang dapat menjawab kebutuhannya sebagai ibu rumah tangga. “Di mall
sekarang menurut aku beberapa udah bagus, karena nyediain satu ruangan khusus
buat ibu menyusui, ganti popok, tapi masih banyak juga mall yang belum peduli
sama hal-hal kayak gitu. Padahal itu penting loh.” Sambungnya.
“Ya tapi
sekarang Jakarta materialistis sih, kalau mau enak dan nyaman, ya harus mau
bayar lebih juga.” Simpul Lia yang merupakan lulusan Marketing dari Universitas
Pelita Harapan ini. Lia berharap Jakarta dapat memperbanyak tempat untuk
menjalin hubungan antara ibu-anak, seperti salon ibu-anak dan lain-lain, agar
ibu-ibu tetap dapat mendapatkan kesenangannya tanpa harus meninggalkan
anak-anaknya di rumah, dan dapat berjalan-jalan dengan hati yang lebih tenang
bersama keluarga.
Written by:
Lady Andrea
Written by:
Lady Andrea
0 comments:
Post a Comment