Winner Firmansyah 25 years old 5th Informant |
Bekerja di sebuah Multinational Company, Winner Firmansyah
atau yang biasa di sapa Winner praktisnya menghabiskan lebih dari dua pertiga
harinya di luar rumah. Terlebih karena jarak antara rumah dan kantornya yang
cukup jauh dan harus menempuh kemacetan daerah Setiabudi, ia hampir tidak
pernah langsung pulang ke rumah setelah pekerjaannya usai. Namun sebagai
pecinta travelling yang menghabiskan hampir
setiap waktu liburannya untuk berjalan-jalan, tentunya ia memiliki segudang
cara untuk mengakali waktu luangnya yang sempit itu menjadi kesempatan berharga
untuk melepas kejenuhan dengan refreshing
ke tempat-tempat yang ia sukai.
Sejauh ini, pria berusia 25 tahun
ini sudah cukup banyak menjelajahi daerah-daerah dengan keunggulan alamnya,
terutama di dalam negeri, seperti Ambon, Bali, dan pulau-pulau lainnya. Selain
karena suasana yang jelas berbeda dengan Jakarta, Winner memilih pulau-pulau
tersebut karena ia mengaku sangat tertarik dengan pantai. “Di pantai itu kita
bisa ngelakuin hal-hal baru, ngeliat penangkaran penyu, snorkeling, diving.” Jelasnya. Pulau-pulau seperti Ambon yang
kurang banyak diketahui keindahan pantainya justru merupakan salah satu pulau
terindah menurut Winner, karena Pantai Liang, salah satu pantai yang ia kunjungi
di Ambon memiliki air yang masih biru, pemandangan alam yang masih belum
terjamah polusi, dan kondisi yang masih terawat. Di dalam Jakarta sendiri,
Winner menyebutkan bahwa ia pernah beberapa kali berlibur ke pulau-pulau di
Kepulauan Seribu, dan justru menurutnya, kebanyakan pulau yang meninggalkan
kesan di ingatannya adalah pulau yang belum banyak di ketahui orang, seperti
contohnya Pulau Harapan yang merupakan pulau terakhir yang dikunjungi saat
liburan lalu.
Winner menambahkan bahwa masyarakat
lokalnya sendiri kurang dapat menjaga kualitas dari daerahnya yang sebenarnya
indah dan dapat menjadi daya tarik tersendiri, kerap kali daerah-daerah indah
tersebut kehilangan kualitasnya dengan berjalannya waktu. “Dateng pertama masih
bagus, kedua kali okelah, kalau suka kan pasti dateng lagi tuh, eh ternyata
ketiga keempat kali kualitasnya semakin menurun dan mengecewakan. Pasti lain kali
jadi mikir-mikir untuk kembali lagi, biarpun bisa dibilang sebenernya suka
banget sama tempatnya.”
Lamanya waktu perjalanan yang harus
ia tempuh walaupun terbilang masih di dalam provinsi DKI Jakarta tidak menjadi
masalah baginya, ia beberapa kali juga menggunakan kapal laut dan bahkan boat kecil yang cukup terombang-ambing
di tengah laut untuk mencapai pulau-pulau kecil yang belum banyak dituju orang.
“Gak jadi masalah sih, kalau udah suka banget sama tempatnya, apapun cara buat
kesana akan dilakonin.” Ungkap Winner yang sekaligus menjelaskan bahwa kini
budget sudah bukanlah menjadi masalah utama bagi para traveller, karena banyaknya paket-paket backpacker yang memungkinkan untuk berwisata ke tempat-tempat
tertentu hanya dengan budget dibawah satu juta.
Winner yang merupakan anak kedua
dari dua bersaudara ini mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang yang Family Oriented, sehingga saat ia
memiliki waktu luang di Jakarta saat akhir pekan atau saat libur tanggal merah,
ia selalu menghabiskan waktunya dengan keluarga. “Palingan ke mall, karena
biasanya orang suka suasana mall kalau lagi sama keluarga. Itupun mall yang
jaraknya masih bisa dijangkau aja, kalau jauh-jauh banget dan macet juga
mikir-mikir sih, nanti malah waktunya habis di jalan.” Ujarnya. Namun Winner
sendiri menyadari bahwa mall tidak sepenuhnya menjawab kebutuhan, terutama
untuk kebutuhan sosialisasi. “Kadang-kadang kalau di mall ngeliat
orang-orangnya individual gitu jadi keinget kalau di pantai, biarpun gak kenal
tapi sebelahan aja bisa jadi ngobrol dan bersosialisasi juga.”
Winner menganggap Infrastruktur dari Jakarta
sendiri sudah cukup baik di bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, tetapi
karena banyaknya kendaraan bermotor, Jakarta yang sebenarnya tidak terlalu
besar dan satu tempat dengan tempat yang lain seharusnya dapat dicapai dalam
waktu singkat malah jadi terkesan sangat luas dan berjauhan. Hal ini jugalah
yang menjadi penyebab utama ia cukup menghindari daerah Jakarta Barat karena
dinilainya terlalu jauh dan menghabiskan terlalu banyak waktu di perjalanan.
Satu hal yang ia anggap lacking
dari Jakarta adalah ketenangan, karena Jakarta kini dinilainya sebagai kota
yang cukup menjenuhkan, terlebih karena kurangnya kesadaran dari masyarakatnya
sendiri. Winner yang sebenarnya menyukai kegiatan-kegiatan yang bersifat outdoor kini cenderung mengurungkan
niatnya karena situasi Jakarta yang tidak memungkinkan. Ia kini lebih prefer
pada kegiatan-kegiatan basic mall seperti makan-jalan-nonton karena mall dapat
memberikan kenyamanan yang cenderung tidak ia dapatkan di luar mall.
Harapan Winner sendiri cukup besar
pada museum-museum yang ada di Jakarta, berbekal pengalamannya dan apa yang
dilihatnya di luar negeri, museum merupakan penyumbang dana terbesar ke kas
negara, dan Indonesia yang kaya dengan segala sejarahnya seharusnya jauh lebih
unggul dalam bidang historical. “Kalau
bisa diperbaiki dan di maintain rutin mungkin akan jauh lebih menarik banyak wisatawan lokal maupun luar juga
sih, harusnya bukan jadi sesuatu kegiatan yang boring tapi malah exciting.”
Written by:
Lady Andrea
0 comments:
Post a Comment