Monday, 22 September 2014

Jakarta Repose Project #5

"At the beach, life is different. Time doesn't move hour to hour, but mood to moment. We live by the currents, plan by the tides, and follow the sun." - Unknown


Winner Firmansyah
25 years old
5th Informant

Bekerja di sebuah Multinational Company, Winner Firmansyah atau yang biasa di sapa Winner praktisnya menghabiskan lebih dari dua pertiga harinya di luar rumah. Terlebih karena jarak antara rumah dan kantornya yang cukup jauh dan harus menempuh kemacetan daerah Setiabudi, ia hampir tidak pernah langsung pulang ke rumah setelah pekerjaannya usai. Namun sebagai pecinta travelling yang menghabiskan hampir setiap waktu liburannya untuk berjalan-jalan, tentunya ia memiliki segudang cara untuk mengakali waktu luangnya yang sempit itu menjadi kesempatan berharga untuk melepas kejenuhan dengan refreshing ke tempat-tempat yang ia sukai.

Sejauh ini, pria berusia 25 tahun ini sudah cukup banyak menjelajahi daerah-daerah dengan keunggulan alamnya, terutama di dalam negeri, seperti Ambon, Bali, dan pulau-pulau lainnya. Selain karena suasana yang jelas berbeda dengan Jakarta, Winner memilih pulau-pulau tersebut karena ia mengaku sangat tertarik dengan pantai. “Di pantai itu kita bisa ngelakuin hal-hal baru, ngeliat penangkaran penyu, snorkeling, diving.” Jelasnya. Pulau-pulau seperti Ambon yang kurang banyak diketahui keindahan pantainya justru merupakan salah satu pulau terindah menurut Winner, karena Pantai Liang, salah satu pantai yang ia kunjungi di Ambon memiliki air yang masih biru, pemandangan alam yang masih belum terjamah polusi, dan kondisi yang masih terawat. Di dalam Jakarta sendiri, Winner menyebutkan bahwa ia pernah beberapa kali berlibur ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu, dan justru menurutnya, kebanyakan pulau yang meninggalkan kesan di ingatannya adalah pulau yang belum banyak di ketahui orang, seperti contohnya Pulau Harapan yang merupakan pulau terakhir yang dikunjungi saat liburan lalu.

Winner menambahkan bahwa masyarakat lokalnya sendiri kurang dapat menjaga kualitas dari daerahnya yang sebenarnya indah dan dapat menjadi daya tarik tersendiri, kerap kali daerah-daerah indah tersebut kehilangan kualitasnya dengan berjalannya waktu. “Dateng pertama masih bagus, kedua kali okelah, kalau suka kan pasti dateng lagi tuh, eh ternyata ketiga keempat kali kualitasnya semakin menurun dan mengecewakan. Pasti lain kali jadi mikir-mikir untuk kembali lagi, biarpun bisa dibilang sebenernya suka banget sama tempatnya.”

Lamanya waktu perjalanan yang harus ia tempuh walaupun terbilang masih di dalam provinsi DKI Jakarta tidak menjadi masalah baginya, ia beberapa kali juga menggunakan kapal laut dan bahkan boat kecil yang cukup terombang-ambing di tengah laut untuk mencapai pulau-pulau kecil yang belum banyak dituju orang. “Gak jadi masalah sih, kalau udah suka banget sama tempatnya, apapun cara buat kesana akan dilakonin.” Ungkap Winner yang sekaligus menjelaskan bahwa kini budget sudah bukanlah menjadi masalah utama bagi para traveller, karena banyaknya paket-paket backpacker yang memungkinkan untuk berwisata ke tempat-tempat tertentu hanya dengan budget dibawah satu juta.

Winner yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara ini mengungkapkan bahwa dirinya adalah seorang yang Family Oriented, sehingga saat ia memiliki waktu luang di Jakarta saat akhir pekan atau saat libur tanggal merah, ia selalu menghabiskan waktunya dengan keluarga. “Palingan ke mall, karena biasanya orang suka suasana mall kalau lagi sama keluarga. Itupun mall yang jaraknya masih bisa dijangkau aja, kalau jauh-jauh banget dan macet juga mikir-mikir sih, nanti malah waktunya habis di jalan.” Ujarnya. Namun Winner sendiri menyadari bahwa mall tidak sepenuhnya menjawab kebutuhan, terutama untuk kebutuhan sosialisasi. “Kadang-kadang kalau di mall ngeliat orang-orangnya individual gitu jadi keinget kalau di pantai, biarpun gak kenal tapi sebelahan aja bisa jadi ngobrol dan bersosialisasi juga.”

 Winner menganggap Infrastruktur dari Jakarta sendiri sudah cukup baik di bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, tetapi karena banyaknya kendaraan bermotor, Jakarta yang sebenarnya tidak terlalu besar dan satu tempat dengan tempat yang lain seharusnya dapat dicapai dalam waktu singkat malah jadi terkesan sangat luas dan berjauhan. Hal ini jugalah yang menjadi penyebab utama ia cukup menghindari daerah Jakarta Barat karena dinilainya terlalu jauh dan menghabiskan terlalu banyak waktu di perjalanan.

Satu hal yang ia anggap lacking dari Jakarta adalah ketenangan, karena Jakarta kini dinilainya sebagai kota yang cukup menjenuhkan, terlebih karena kurangnya kesadaran dari masyarakatnya sendiri. Winner yang sebenarnya menyukai kegiatan-kegiatan yang bersifat outdoor kini cenderung mengurungkan niatnya karena situasi Jakarta yang tidak memungkinkan. Ia kini lebih prefer pada kegiatan-kegiatan basic mall seperti makan-jalan-nonton karena mall dapat memberikan kenyamanan yang cenderung tidak ia dapatkan di luar mall.

Harapan Winner sendiri cukup besar pada museum-museum yang ada di Jakarta, berbekal pengalamannya dan apa yang dilihatnya di luar negeri, museum merupakan penyumbang dana terbesar ke kas negara, dan Indonesia yang kaya dengan segala sejarahnya seharusnya jauh lebih unggul dalam bidang historical. “Kalau bisa diperbaiki dan di maintain rutin mungkin akan jauh lebih menarik banyak wisatawan lokal maupun luar juga sih, harusnya bukan jadi sesuatu kegiatan yang boring tapi malah exciting.”


Written by:
Lady Andrea

0 comments:

Post a Comment